Presiden akan Buka Muktamar Persis


Sabtu, 25 September 2010, 04:28 WIB

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG – Untuk pertama kalinya, Muktamar Persatuan Islam (Persis) beserta Bagian Otonom dibuka secara resmi oleh Presiden RI. Jika tidak ada halangan, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan membuka Muktamar XIV Persatuan Islam (Persis) Sabtu (25/9) pagi.

Pembukaan Muktamar ormas Islam terbesar ketiga di tanah air ini bertempat di halaman Kantor Pimpinan Daerah (PD) Persis Kota Tasikmalaya, Jl Ir H Djuanda Km 2 Cilembang. Muktamar akan berlangsung hingga 27 September mendatang.

Sekitar 10 ribu peserta, antara lain pengurus, anggota, dan simpatisan Persis akan menghadiri acara pembukaan Muktamar. Menurut Ketua Panitia Muktamar, Dr Atif Latifulhayat, sejak didirikan 12 September 1923 oleh almarhum Moh Zamzam dan Moh Yunus, baru pertama kali Muktamar Persis dibuka secara resmi oleh Presiden RI. ’’Kami tak bisa menafsirkan makna pembukaan oleh Presiden. Biarlah publik yang akan menilainya,’’kata Atif, yang juga salah satu kandidat bakal calon ketua umum.

Menurut Atif, Muktamar Persis kali ini akan dilaksanakan di enam pesantren Persis yang tersebar di Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Garut. Di Kota Tasikmalaya, kata dia, ada empat lokasi yang dijadikan tempat Muktamar, antara lain Persis (Pesantren Benda), Pemuda Persis (SMA Plus Mualimin), Himpunan Mahasiswa Persis (Pesantren Cempaka Warna, Tamansari), dan Himpunan Mahasiswi Persis (Bantargedang). Semtara di Kabupaten Garut yaitu untuk Persistri dan Pemudi Persis.’’Sengaja kami pilih pesantren guna menegaskan eksistensi pesantren sebagai pusat kaderisasi dan pengembangan dakwah Persis,’’tutur dia.

Dikatakan Atif, peserta Muktamar kali ini berasal dari pelosok tanah air dan sejumlah negara seperti Singapura, Malaysia, Mesir, dan Maroko. Sejumlah undangan akan hadir dalam acara tersebut, antara lain Menko Ekonomi Hatta Rajasa, Menag Drs H Suryadarma Ali, Menteri Pendidikan Mohammad Noh, bahkan mantan Wapres Jusuf Kalla. Para menteri yang hadir, kata dia, akan memberikan cerama umum sebagai pembekalan untuk para peserta. ’’Sejumlah duta besar negara sahabat juga akan hadir dalam acara pembukaan ini,’’tutur dia.

Atif menuturkan, Muktamar kali ini mengambil tema ’Menegaskan Peran Persis dalam Menampilkan Wajah islam Sebagai Rahmatan Lilalamien’. Melalui tema tersebut, imbuh dia, Persis ingin menampilkan wajah Islam yang ramah dan toleran terhadap budaya. Selain itu, kata dia, Persis juga memiliki obsesi untuk menjadi jembatan tiga arus peradaban besar dunia, yaitu Islam, Timur, dan Barat. ’’Kami tak anti budaya, kami ingin menjadi filter bagi budaya,’’imbuh dia.

Sejak awal berdirinya, kata Atif, Persis mencoba melakukan pemurnian atau purifikasi ajaran islam dengan mengajak masyarakat kembali Alquran dan sunnah. Persis, imbuh dia, mengembangkan dakwah dengan memberantas syirik, takhayul, bid’ah, dan khurafat yang saat itu menyelimuti akidah masyarakat. ’’Dalam usianya yang ke 87 Persis bukan hanya matang dan dewasa, tapi mulai tampak lelah mengusung ide pembaruan Islam,’’ujar dia.

Pemikiran Persis, lanjut Atif, sudah sangat berkembang dan bercabang sehingga mampu melahirkan berbagai tafsir dan cara pandang. Dalam keadaan tertentu, imbuh dia, orisinalitas pemikiran Persis sangat mungkin mulai dipertanyakan. Orisinalitas ide Persis ibarat anak panah yang lepas dari busurnya. Sekali dilepas, imbuh dia, tidak pernah kembali. ’’Ide pembaruan Persis telah melewati berbagai babakan sejarah, menemukan beragam pengalaman dan tantangan,’’tutur dia.

Menurut pandangan Atif, paling tidak ada empat karakteristik Persis yang hilang atau sebagian hilang, terlupakan atau mungkin dilupakan oleh para pelanjutnya. Dari empat karakteristik itu diantaranya Persis adalah gerakan dakwa dab pembaruan pemikiran keislaman yang mengajarkan dan menyebarkan sikap kritis dan korektif dalam menyikapi, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam. Dalam konteks ini, imbuh dia, dapat dipahami apabila diskusi, dialog atau bahkan debat merupakan bagian dari upaya Persis mencerahkan umat dalam memahami ajaran agamanya.

Reporter : joko suceno
Redaktur : taufik rachman

Tinggalkan komentar