Rasyid Ridha, Wahabi, dan Reproduksi Anti-Wahabisme Baru


 Oleh: Tiar Anwar Bachtiar

Wacana mengenai Wahabi sepanjang abad ke-20 hingga sekarang terlihat masih merupakan wacana yang selalu hangat. Penyebabnya pasti bukan semata-mata karena keberadaan ajaran Wahabinya, melainkan karena ajaran ini berkait dengan salah satu aktor politik internasional sepanjang abad ke-20 hingga saat ini, yaitu Kerajaan Saudi Arabia (KSA). KSA memang secara ideologis menjadikan ajaran-ajaran Muhammad ibn Abdul Wahhab sebagai pegangan dasar dalam penyelenggaraan pemerintahannya. Bukan hanya itu, KSA juga menjadi penyokong paling serius penyebaran ajaran-ajaran Muhammad ibn Abdul Wahab ini ke seluruh penjuru dunia.

Karena ideologi sudah berkelindang dengan politik dan kekuasaan, maka adalah wajar bila bersamanya juga muncul beragam fitnah yang sebagian besarnya merupakan kebohongan yang diada-adakan untuk kepentingan politik tertentu. Fitnah-fitnah itupun, walaupun sudah banyak yang diklarifikasi sejak Ibn Abdul Wahhab masih ada terus saja berlangsung hingga sekarang. Bahkan buku-buku yang berisi fitnah itupun terus direproduksi hingga saat ini. Di antara fitnah yang sering dilontarkan kepada Wahabi adalah: takfir terhadap kelompok yang tidak sepaham, melakukan pembunuhan terhadap para ulama, melarang ziarah ke kuburan Nabi, mau menghancurkan kuburan Nabi, bekerja sama dengan Inggris merebut Mekah dan Madinah dari tangan Usmani, dan sebagainya. Continue reading →

M. Natsir; dari Pendis sampai Dakwah Kampus


natsirOleh: Tiar Anwar Bachtiar

Muhammad Natsir, pria murah senyum bergelar Datuk Sinaro Panjang ini lebih dikenal orang sebagai seorang pemimpin dan politisi kawakan yang jujur dan lurus. Lahir di sebuah kota kecil berhawa sejuk, Alahanpanjang, Solok, Sumatera Barat tanggal 17 Juli 1908, seratis tahun yang lalu. Karirnya sebagai politisi dicatat dengan tinta emas dalam sejarah. Ketika tahun 1950, dalam usia yang relatif muda (42 tahun) menjabat perdana menteri Indonesia Mosi Integral-nya yang terkenal itu berhasil mengembalikan Republik Indonesia Serikat menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia sekaligus mengantarkanya duduk di kursi perdana menteri. Kala itu, bentuk negara serikat rentan diobok-obok oleh Belanda yang kelihatan masih sangat ingin menguasai Indonesia. Banyak negara bagian yang dihasut oleh Belanda untuk melakukan pembangkangan. Dengan Mosi Integral, akhirnya Natsir berhasil mengeliminasi kembalinya pihak asing mengkooptasi kedaulatan pemerintahan Republik Indonesia.

Setelah menjadi perdana menteri, karir politiknya banyak dihambat oleh Sukarno karena selalu berseberangan paham sampai akhirnya tahun 1960, kurang dari satu tahun setelah pembacaan Dekrit Presiden tahun 1959, partai yang pernah dipimpinnya, Masyumi, dipaksa membubarkan diri oleh Sukarno. Sejak saat itu, Natsir bersama politisi-politisi masyumi lain lebih banyak bergerak di belakang layar. Terlebih setelah Suharto naik, Natsir dan kawan-kawan yang dicap sebagai “ekstrim kanan” benar-benar disingkirkan dari panggung perpolitikan Indonesia dengan berbagai cara. Natsir pun akhirnya lebih memilih menekuni bidang dakwah dengan mendirikan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang mengantarkannya menjadi Wakil Presiden Rabithah Alam Islami yang bermarkas di Karachi sampai akhir hayatnya tahun 1993. Continue reading →

M. Natsir Tokoh Pendidikan


Profil-Biografi-Mohammad-Natsir-1

 Oleh: Tiar Anwar Bachtiar

Muhammad Natsir, pria murah senyum bergelar Datuk Sinaro Panjang ini lebih dikenal orang sebagai seorang pemimpin dan politisi kawakan yang jujur dan lurus. Lahir di sebuah kota kecil berhawa sejuk, Alahanpanjang, Solok, Sumatera Barat tanggal 17 Juli 1908. Karirnya sebagai politisi dicatat dengan tinta emas dalam sejarah. Ketika tahun 1950, dalam usia yang relatif muda (42 tahun) menjabat perdana menteri Indonesia Mosi Integral-nya yang terkenal itu berhasil mengembalikan Republik Indonesia Serikat menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia sekaligus mengantarkanya duduk di kursi perdana menteri. Kala itu, bentuk negara serikat rentan diobok-obok oleh Belanda yang kelihatan masih sangat ingin menguasai Indonesia. Banyak negara bagian yang dihasut oleh Belanda untuk melakukan pembangkangan. Dengan Mosi Integral, akhirnya Natsir berhasil mengeliminasi kembalinya pihak asing mengkooptasi kedaulatan pemerintahan Republik Indonesia.

Setelah menjadi perdana menteri, karir politiknya banyak dihambat oleh Sukarno karena selalu berseberangan paham sampai akhirnya tahun 1960, kurang dari satu tahun setelah pembacaan Dekrit Presiden tahun 1959, partai yang pernah dipimpinnya, Masyumi, dipaksa membubarkan diri oleh Sukarno. Sejak saat itu, Natsir bersama politisi-politisi masyumi lain lebih banyak bergerak di belakang layar. Terlebih setelah Suharto naik, Natsir dan kawan-kawan yang dicap sebagai “ekstrim kanan” benar-benar disingkirkan dari panggung perpolitikan Indonesia dengan berbagai cara. Natsir pun akhirnya lebih memilih menekuni bidang dakwah dengan mendirikan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang mengantarkannya menjadi Wakil Presiden Rabithah Alam Islami yang bermarkas di Karachi sampai akhir hayatnya tahun 1993. Continue reading →

Rotary Club Diizinkan di Indonesia, Kenapa Hamas Tidak?


tiar anwar

KETUA Umum Pemuda Persis, Tiar Anwar Bachtiar menilai penolakan kantor perwakilan Hamas di Indonesia bukan dikarenakan telah ada Kedutaan Besar Palestina, melainkan intervensi Amerika. Continue reading →

Jejak Islam, Majalah Sejarah Islam Indonesia Edisi Perdana Kini Hadir di Tengah Umat


image

“Meninjau sejarah dengan cinta”. Itulah pesan Buya Hamka yang meresap  dalam komunitas pencinta sejarah Islam, Jejak Islam untuk Bangsa (JIB). Dididirikan pada Juli 2013, JIB bermula dari keprihatinan akan penafsiran sejarah Indonesia yang tidak berpandangan Islam serta seakan mengubur peran besar Islam dalam bangsa ini. Continue reading →

Persis: Spanduk ‘Tuhan Membusuk’ di UIN Sunan Ampel Promosikan Atheisme Ala Nietzsche


uin2 490x305 Persis: Spanduk Tuhan Membusuk di UIN Sunan Ampel Promosikan Atheisme Ala Nietzsche

Gubernur Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Rahmad Sholehuddin menjelaskan tema spanduk ‘Tuhan Membusuk’ dalam Orientasi Akademik dan Cinta Almamater (OSCAAR) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya, sejatinya berangkat dari sebuah realitas keberagamaan masyarakat Indonesia yang belakangan kian memperihatinkan. Continue reading →

MUSKERWIL: Mubahasah Gaza-Palestina dan ISIS


SAM_1576

Acara penyerta Muskerwil IV Diskusi Ilmiah, “Peranan Dunia Islam dalam Kancah Geopolitik Palestina” moderator Asep Sobirin (kiri), Ust. Tiar Anwar Bachtiar (kanan)

Agresi militer Zionis-Israel atas rakyat Palestina hampir terjadi lima tahun sekali, bahkan berbarengan dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) di Indonesia, yakni pada tahun 2009 dan tahun 2014 sekarang ini, hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Umum PP. Pemuda Persis, Ust. Tiar Anwar Bachtiar, M. Hum dalam kajian diskusi ilmiah yang diselenggarakan oleh PW. Pemuda Persis Jawa Barat, pada 24 Agustus 2014/ 28 Syawal 1435 H belum lama ini di RM. Sukahati Jl. Tangkuban Perahu KM. 16 Lembang-Bandung. Continue reading →

Instruksi Ketua PP. Pemuda Persis, terkait aksi solidaritas Palestina dan penggalangan dana


Di intruksikan kepada seluruh PD Pemuda Persis agar melakukan aksi solidaritas Palestina dan penggalangan dana di daerah masing-masing. Insya Allah dana yang terkumpul akan dititipkan kepada lembaga yang langsung terjun ke Gaza. Jazakumullahu khairan katsiran.

Tiar Anwar Bachtiar
(Ketua Umum PP Pemuda Persis)

Nb. Kepada PD yang telah menyelenggarakan aksi, kami ucapkan Jazakumullahu Khairan katsiran.

Pelajaran Sejarah di Indonesia Belum Berpihak Kepada Umat Islam


GARUT – Pemerintah kita sekarang ini tidak terlalu berpihak kepada umat Islam. Padahal umat Islam itu mayoritas. Memang kita selalu mendengungkan mayoritas-mayoritas. Kenyataannya umat Islam itu memang mayoritas secara nominal. Sebagai mayoritas, sebagai asas proporsional kan mestinya pemerintah lebih berpihak kepada umat Islam dan sejarahnya. Tapi pada kenyataannya justru yang aneh di Indonesia itu, pemerintah Indonesia lebih berpihak kepada sejarah Hindu dan Budha. Hal ini diungkapkan oleh Doktor Sejarawan dari Universitas Indonesia Dr. Tiar Anwar Bahtiar, M.Hum. Continue reading →

JITU : Islamiasi Turki, Tantangan dan Harapan Menegakkan Khilafah dan Persatuan Islam